Skripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR KELAS XI SMA

 Link Download File pdf terdapat dibawah halaman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI KALOR KELAS XI

SMA NEGERI 1 GOMO

 

SKRIPSI

 


 

Oleh:

                                    Nama                           : Wiber Ofni Sopyan Gea

NPM                           : 16100031

Program Studi             : Pendidikan Fisika

 

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2020

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan menurut Hamalik (dalam Ni Putu Santika Dewi dkk, 2018 : 369) pada dasarnya merupakan suatu usaha sadar yang didasari untuk mengembangkan kepribadian dan keterampilan manusia yang berlangsung seumur hidup. Berdasarkan pendapat diatas, pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, dalam pendidikan formal proses pembelajaran dilaksanakan di sekolah.

Dalam Bab I Pasal 1 Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Pasal 3 berbunyi bahwa “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, seorang guru sebagai pendidik memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting untuk siswa dalam membangun karakter siswa di sekolah dan harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, menyenangkan, dan membuat siswa terkesan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa dapat menyerap dan menerima ilmu yang mereka dapatkan sebagai bekal kehidupannya kelak, khususnya dalam mata pelajaran fisika.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam kurikulum ini peserta didik di tuntut untuk aktif sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru harus merancang proses pembelajaran dengan sedemikian rupa sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi peserta didiklah yang lebih aktif.

Salah satu tuntutan kurikulum 2013 ialah agar peserta didik mampu berpikir secara kritis. Kemampuan berpikir kritis dapat menjadikan peserta didik tidak begitu saja menerima informasi yang ada, namun informasi tersebut akan dianalisis dan dievaluasi terlebih dahulu. Dengan dimilikinya kemampuan berpikir kritis oleh peserta didik, mereka akan dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh kurikulum, serta akan siap dalam menghadapi kehidupan masa mendatang yang penuh dengan persaingan (Sadia dalam Romy Faisal Mustofa, 2018 : 52).

Kompetensi (dalam Ni Putu Santika Dewi dkk, 2018 : 369) dapat dikatakan kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menunjukkan dan mengaplikasikan keterampilan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi inti mencakup tiga ranah yaitu, ranah kompetensi sikap, ranah kompetensi keterampilan dan ranah kompetensi pengetahuan. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Kosasih dalam Ni Putu Santika Dewi dkk, 2018 : 369). Kompetensi pengetahuan merupakan salah satu kompetensi yang tercantum dalam Kompetensi Inti-3 Kurikulum 2013 edisi Revisi 2022 berbunyi “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”, yang merupakan suatu perubahan perilaku seseorang yang dapat dilihat dari segi kemampuan pengetahuan setelah memperoleh pengalaman belajar. Kompetensi pengetahuan dapat dengan jelas mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai isi dari suatu materi setelah memperoleh pengalaman belajar.

Pada kompetensi pengetahuan sesuai dengan Taksonomi Bloom yang telah direvisi  oleh Anderson dan Krathwohl (dalam Kokasih, 2014 : 21) terdapat dimensi proses kognitif pada jenjang proses berpikir meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,  dan mencipta, yang biasanya sering dikenal dengan istilah C-1 sampai C-6. Keenam tingkatan proses berpikir dalam pengukuran kompetensi pengetahuan berkaitan dengan dimensi pengetahuan. Permendikbud nomor 104 tahun 2014 menyatakan bahwa “dimensi pengetahuan dibedakan atas empat kelompok yaitu faktual, konseptual, prosedural dan metakogniktif”. Dimensi pengetahuan pada penelitian ini adalah dimensi pengetahuan  faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Karena dimensi pengetahuan yang harus dimiliki oleh siswa SMA merupakan pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif.

Pada Permendikbud Ristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang standar proses perencanaan pembelajaran di tingkat SMA/SMK merupakan aktivitas untuk merumuskan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran, cara untuk mencapai tujuan pembelajaran dan cara untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh pendidik. Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang fleksibel, jelas dan sederhana.

Dalam pembelajaran Fisika di tingkat SMA, pemahaman materi pembelajaran sangat diperlukan terutama dalam kegiatan pemecahan masalah. Merubah situasi pembelajaran dengan memvarisikan model pembelajaran dapat menjadi solusi alternatif permasalahan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik dalam belajar di antaranya adalah model pembelajaran learning cycle 5E.

Pembelajaran learning cycle 5E merupakan pembelajaran bersiklus dengan lima fase yang bersifat student centered. Kelima fase dalam pembelajaran ini adalah Engagement (Membangkitkan minat), Exploration (Eksplorasi/Menyelidiki), Explanation (Menjelaskan), Elaboration (Elaborasi/Menerapkan), dan Evaluation (Evaluasi/Menilai). Pada model pembelajaran ini mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan tingkat pemahaman dalam pembelajaran.

Tiap fase dalam pembelajaran ini, dimungkinkan dapat melatih dan mengembangkan tingkat pemahaman peserta didik. Fase engagement, guru memulai pembelajaran dengan membangkitkan minat siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Pada fase ini peserta didik memberikan prediksinya terhadap konsep yang akan disampaikan. Pada fase exploration guru memfasilitasi peserta didik untuk menjawab kebenaran prediksinya melalui kegiatan praktikum ataupun studi literatur dalam kelompok kecil. Pada fase exploration siswa secara  tidak langsung  diajak untuk belajar dengan terlibat langsung membangun pengetahuannya sekaligus meningkatkan tingkat pemahamannya sendiri. Terlebih lagi pada ketiga fase terakhir dari model pembelajaran learning cycle ini siswa diarahkan untuk mempresentasikan hasil temuannya (fase explanation), menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatnya pada hal baru (fase elaboration), kemudian ditutup dengan penilaian terhadap hasil proses pembelajaran siswa serta keterlaksanaan proses pembelajarannya (fase evaluation).

Kunci utama dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam learning cycles ada pada fase elaboration. Pada fase ini peserta didik dituntut untuk mampu mengembangkan setiap konsep yang telah dipelajari pada situasi baru. Pengembangan konsep ini akan lebih meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran. Dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran, diharapkan hasil belajarpun menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas XI SMA Negeri 1 Gomo pada tanggal 5 januari 2023, kelas XI terdiri dari tujuh kelas yang terdiri dari empat kelas MIPA dan tiga kelas IPS. KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran fisika kelas XI adalah 70, sedangkan KKM yang dicapai peserta didik rata-rata 50. Salah satu penyebab rendahnya KKM tersebut ialah model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik sehingga yang berdampak pada pasifnya peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran yang pasif dapat menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman peserta didik, padahal tingkat pemahaman sangatlah penting, begitu pula hasil belajarnya (Arniyana dalam Romy Faisal Mustofa, 2018 : 52). Pemahaman peserta didik dalam suatu materi pembelajaran bertujuan agar peserta didik tidak menerima begitu saja setiap informasi yang diperoleh, namun peserta didik harus berpikir terlebih dahulu serta mempertimbangkan setiap tindakan yang akan dilakukan terutama dalam kegiatan pemecahan masalah yang membuat tingkat pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran fisika lebih meningkat.

Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Pada Materi Kalor Kelas XI SMA Negeri 1 Gomo” adalah sebagai berikut :

1)      Vrisca Bella Cylindrica, I Wayan Dasna, Sumari dalam jurnal pendidikan tahun 2021 dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran  Lerning Cycle 5E berbantuan E-scaffolding pada Materi Laju Reaksi terhadap Pemahaman Konsep Siswa dengan Motivasi Berprestasi Berbeda”. Penelitian tersebut dilakukan di kelas  XI IPA SMA Negeri 2 Pare tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kelas  kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan E-scaffolding pada materi laju reaksi terhadap pemahaman konsep siswa dengan motivasi berprestasi berbeda. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan E-scaffolding digunakan untuk membelajarkan siswa agar dapat memperoleh, mengonstruk dan mengembangkan informasi dari fase engagement hingga fase elaboration dengan bantuan artikel dan video pembelajaran yang menampilkan visualisasi makroskopik, submikorskopik, dan simbolik. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Analisis data menggunakan metode Two Way Anova dan t-test gain score. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan serta ada perbedaan tingkat pemahaman konsep dengan berbagai tingkat motivasi berprestasi yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan E-scaffolding dan model pembelajaran Learning Cycle 5E pada materi laju reaksi. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi antara motivasi berprestasi siswa dengan model pembelajaran terhadap pemahaman konsep siswa pada materi laju reaksi yang mengindikasikan bahwa model pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada berbagai kondisi motivasi berprestasi.

2)      Romy Faisal Mustofa dalam jurnalnya Bioedusiana tahun 2018 dengan judul penelitian “Pengaruh Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar”. Penelitian tersebut dilakukan di kelas  X MIA SMA Negeri 3 Ciamis pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kelas  kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik Kelas X MIA SMA Negeri 3 Ciamis pada materi bryophyta dan pterydhophyta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 di SMA Negeri 3 Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah true experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri 3 Ciamis sebanyak 5 kelas. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data berupa tes kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar yang dilakukan sesudah kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar pada materi bryophyta dan pterydhophyta. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji ancova. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik Kelas X MIA SMA Negeri 3 Ciamis pada materi bryophyta dan pterydhophyta.

Berdasarkan penjelasan mengenai pentingnya meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik pada materi fisika dan hasil kajian kelebihan serta kekurangan model pembelajaran learning cycle 5E, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor Kelas XI SMA Negeri 1 Gomo”. 

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah-masalah yang relevan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.      Pemikiran siswa yang menganggap pelajaran fisika mempunyai banyak rumus yang mengharuskan untuk menghafalnya sehingga berpengaruh pada mental belajar siswa dan minat belajar siswa.

2.      Buku ajar fisika yang memberikan penjelasan keliru terutama dalam penulisan rumus yang sering salah dan berbeda-beda.

3.      Cara Mengajar guru yang kurang bervariatif dalam menerapkan model dan metode mengajar yang baik yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

4.      Pembelajaran di sekolah masih menggunakan model Teacher Centered.

5.      Media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif.

6.      Tidak adanya laboratorium Fisika di sekolah dan kurangnya alat-alat laboratorium.

7.      Terdapat peserta didik yang memiliki tingkat pemahaman yang kurang pada materi Kalor.

8.      Proses pembelajaran fisika disekolah masih kurang dalam menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. 

C.    Batasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan dan dengan keterbatasan kemampuan peneliti. Maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.      Model Pembelajaran Learning Cycle 5E yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain, Engagement (perlibatan), Exploration (penyidikan), Explanation (penjelasan), Elaboration (penggalian) dan Evaluation (evaluasi).

2.      Pembelajaran fisika pada penelitian ini difokuskan pada materi Kalor Fisika Kelas XI Mipa SMA Negeri 1 Gomo.

3.      Hasil belajar dimaksud adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar yang berupa hasil tes yang dilaksanakan setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. 

D.    Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “adakah pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada materi kalor kelas XI SMA Negeri 1 Gomo?”.

 

E.     Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, batasan masalah, dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada materi kalor kelas XI SMA Negeri 1 Gomo”.

 

F.     Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.       Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan keilmuan dan pola pikir peneliti dan pembaca mengenai pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada materi kalor kelas XI. 

b.      Manfaat Praktis

1.      Bagi Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik agar dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran fisika terutama pada materi kalor.

2.      Bagi Guru

Menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika di sekolah.

3.      Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan serta kajian untuk penelitian lebih lanjut dan menambah pengetahuan tentang penggunaan model yang tepat saat kegiatan belajar mengajar.


Untuk Materi Penelitian silahkan Kunjungi Materi Lengkap Fisika Peminatan Kelas XI Suhu, Kalor, Kapasitas Kalor, Asas Black, Dan Perpindahan Kalor (Konduksi, Konveksi dan Radiasi)

File Download pdf 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Model-model Pembelajaran oleh Dr. Rusman, M.Pd.

RPP K13 SMP Kelas 9 Rangkain Listrik dan LKS

Review Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny.B. Agung Hartono